by JampanG
Bila saya
bercermin, maka saya berkeyakinan bahwa orang yang benar-benar menyerupai saya
adalah orang yang berada di balik cermin tersebut. Orang itu memiliki apa yang
saya miliki. Mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Lebih dari itu warna dan
bentuknya disetiap bagian tubuh saya sama dengan yang dia miliki. Bahkan ketika
saya memakai pakaian, bentuk dan warna pakaian yang saya kenakan juga sama
dengan yang dia kenakan.
Tetapi saya tidak hanya hidup di dalam sebuah
kamar. Saya juga tidak hanya berinteraksi dengan bayangan saya di dalam cermin.
Karena begitu keluar, akan saya temukan banyak orang-orang yang jauh berbeda
dengan saya. Mulai dari jenis kelamin, usia, bentuk tubuh dan anggotanya, tinggi
dan berat badan, warna kulit, warna dan bentuk ranmbut, pekerjaan, pendidikan,
latar belakang budaya, pola pikir, karakter, serta entah apa lagi perbedaan yang
ada. Rasanya saya tidak bisa menyebutkan semua perbedaan tersebut.
Namun
demikian, di antara perbedaan yang ada, tentu saja ada kesamaan yang juga
dimiliki saya dengan orang-orang di sekitar saya, juga dengan orang-orang yang
berinteraksi dengan saya. Sebagai contoh, di ruangan kerja saya, ada kesamaan di
antara orang-orangnya, kesamaan dalam hal tujuan yang akan diraih bersama,
kesamaan bahwa kami bekerja di bawah departemen yang sama, kesamaan bahwa kami
pernah mengikuti sebuah diklat yang sama, dan kesamaan-kesamaan
lainnya.
Lantas apa ada yang salah dengan perbedaan tersebut? Bukankah
Allah jua yang menciptakan manusia itu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa,
lengkap dengan aneka perbedaannya?
Mungkin Anda pernah melihat sebuah
pemandangan di gunung, di danau, di pantai atau tempat wisata lainnya, baik
secara langsung mauapun melalui layar kaca. Anda bisa menyaksikan bahwa
keindahan itu terjadi karena sekian banyak flora dan fauna yang ada. Sekian
jenis flora dan fauna itu, dengan berbagai jenis, bentuk dan ukuran, membentuk
suatu ekosistem yang indah. Kalau saja, setiap jenis flora dan fauna itu
dipisahkan pada tempat yang berbeda-beda, mungkin saja nilai keindahannya akan
berkurang, atau bahkan tak akan lagi menyimpan keindahan.
Pelangi.
Fenomena alam yang akan dapat kita lihat tatkala hujan mulai reda. Indah bukan?
Saya berpikir bahwa keindahan pelangi itu karena adanya warna-warna yang berbeda
yang mau berdampingan satu sama lain. Bila saja hanya ada satu warna yang ada,
tidak akan indah, dan namanya tentu saja bukan pelangi lagi. Entah apa namanya,
saya pun tidak tahu.
Dari sekian banyak perbedaan tentu saja akan ada
persamaan. Sayangnya kita sering terlalu membesar-besarkan pebedaan yang kecil.
Mungkin karena sekarang sudah ada alat yang canggih, seperti mikroskop yang
mampu melihat benda-benda renik terlihat besar, maka kita juga ikut-ikutan
latah. Lantas kita melihat perbedaan yang kecil itu dengan sebuah miksroskop,
terlihatlah perbedaan itu berukuran raksasa, dan pada akhirnya perbedaan itu
terus-menerus dipersoalkan dengan mengesampingkan berbagai kesamaan yang memang
sudah jelas di depan mata.
Perbedaan itu merupakan suatu
keniscayaan
Dari 'sananya' ia dilahirkan
Semuanya tergantung cara kita
memberikan pandangan
Bila ia sebagai suatu masalah, maka ia takan pernah
terpecahkan
Bila ia sebagai suatu anugerah, maka niscaya ia hadir dalam
keindahan
Wallahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar